Kitab kuning salah satu kitab klasik yang memiliki peran penting dalam transformasi ilmu agama. Dikatakan sebagai kitab kuning karena kitab ini dicetak di kertas yang berwarna kekuning-kuningan. Ciri khas dari kitab kuning selain dicetak di kertas berwarna kuning, isi tulisan tidak ada harokat, alias gundul.
Karena tulisan gundul inilah, hanya orang yang tahu ilmu dan cara membacanya. Buat yang masih pemula, dijamin hanya bengong tidak bisa membaca. Namun diera semakin maju, pasalnya kitab kuning yang dicetak ulang dengan gaya baru sudah dicetak menggunakan kertas tidak kuning, atau dicetak di kertas HVS dan sudah diberi harakat.
Ditinjau dari segi isi, kitab kuning sebagai kitab klasik yang masih digunakan sampai sekarang memang dianggap sebagian orang kurang pas, dianggap tidak etis, memunculkan stigma dan tidak sopan. Wajar jika muncul komentar seperti itu di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sudut pandang modernisasi yang pesat.
Ujian seperti yang disebutkan di atas, kitab kuning tetap masih banyak digunakan kalangan pesantren, ataupun untuk masyarakat umum yang sadar akan ngaji (belajar ilmu agama). Justru perkembangan yang serba cepat yang sebagian orang meragukan isi kitab kuning, justru kitab-kitab inilah yang menjadi acuan paling baku untuk menjawab persoalan kehidupan yang terjadi saat ini.
Dengan kata lain, isi kitab kuning yang dibuat sejak jaman klasik, permasalahan yang terjadi masih relevan sesuai dengan permasalahan saat ini. Tidak heran jika kitab ini
sakralisasi tradisi menuju profinasi.